%X Latar Belakang Cidera sumsum tulang belakang paraparese dapat menghambat kemandirian dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Kesulitan penerimaan diri juga akan dihadapi penyandang disabilitas paraparese dan dapat berdampak menjadi depresi. Kemandirian dan depresi merupakan tolak ukur yang cukup besar dalam mempengaruhi kualitas hidup penyandang disabilitas paraparese. Metode Penelitian Desain penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan dari penyandang cidera sumsum tulang belakang paraparese yang diwawancarai menggunakan kuesioner. Kriteria inklusi penelitian ini adalah penyandang disabilitas paraparese berusia 18-64 tahun yang bersedia menjadi responden, sedangkan kriteria eksklusi adalah penyandang disabilitas paraparese yang mengalami gangguan komunikasi (tuli, gangguan jiwa berat) yang tidak bisa kooperatif selama pengambilan data. Teknik pengambilan sampel menggunakan random cluster sampling dengan rumus proporsi terbatas. Data kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi pearson. Pengukuran untuk kemandirian menggunakan kuesioner Activities of Daily Living (ADL) dan Instrumental Activities of Daily Living (IADL), pengukuran untuk depresi menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory (BDI) dan pengukuran untuk kualitas hidup menggunakan kuesioner World Health Organization BREF (WHOQOL-BREF). Hasil Penelitian Penelitian yang berjumlah 30 responden menunjukkan hasil yaitu adanya hubungan yang signifikan dan searah antara kemandirian (ADL) dengan kualitas hidup (WHOQOL-BREF) domain kesehatan fisik, psikologis, dan hubungan dengan lingkungan (p≤0,05). Tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara ADL dengan domain sosial (p>0,05). Pada kemandirian (IADL) dengan kualitas hidup (WHOQOL-BREF) domain kesehatan fisik dan hubungan dengan lingkungan terdapat hubungan yang signifikan dan searah (p≤0,05), sedangkan domain psikologi dan sosial tidak ada hubungan yang signifikan (p>0,05). Penyandang paraparese yang memiliki kemandirian yang lebih tinggi mempunyai kualitas hidup yang lebih tinggi. Pada depresi (BDI) dengan kualitas hidup terdapat hubungan yang signifikan (p≤0,05) dengan arah berlawanan pada semua domain kualitas hidup (WHOQOL-BREF). Penyandang paraparese dengan tingkat depresi yang lebih tinggi mempunyai kualitas hidup yang lebih rendah. Kesimpulan 1) Ada hubungan antara kemandirian dengan kualitas hidup pada penyandang disabilitas paraparese. 2) Ada hubungan antara depresi dengan kualitas hidup pada penyandang disabilitas paraparese. %A MARSELLA MARTHA ROBOT 41140056 %T HUBUNGAN KEMANDIRIAN DAN DEPRESI DENGAN KUALITAS HIDUP PENYANDANG DISABILITAS PARAPARESE %K Kemandirian, Depresi, Kualitas Hidup, Disabilitas, Spinal Cord Injury, Paraparese. %I Universitas Kristen Duta Wacana %L katalog1489 %D 2018