%0 Thesis %9 Bachelor %A 01110034, CHRISTINA FEBRI UNTARI %A Universitas Kristen Duta Wacana, %B Teologi %D 2016 %F katalog:1440 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K Fungsi Ibadah, Ibadah Etnik, Penyesuaian Liturgi, Gereja dan Budaya, Komunitas, Konteks Multietnik, GKI Gejayan. %P 78 %T “IBADAH DAN BUDAYA” SEBUAH STUDI TEOLOGIS-EMPIRIS TERHADAP IBADAH ETNIK DI GKI GEJAYAN – YOGYAKARTA %U https://katalog.ukdw.ac.id/1440/ %X Ibadah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan umat Kristen. Dalam dan melalui ibadah terjadi perjumpaan antara umat dengan Allah (vertikal) dan umat dengan sesamanya (horizontal). Melalui perjumpaan tersebut Allah menyatakan diri kepada umat, dan umat merespon penyataan Allah. Kedua hal tersebut merupakan fungsi dasar ibadah Kristen. Pelaksanaan ibadah tidak bisa dipisahkan dari beberapa unsur yang berperan penting diantaranya: dialog yang terjalin (vertikal maupun horizontal), yang mana melalui dialog tersebut tercipta sebuah relasi (vertikal dan horizontal). Selain kedua unsur tersebut, simbol yang digunakan serta liturgi yang dirancang sedemikian rupa pun menjadi kedua unsur yang berperan penting dalam pelaksanaan ibadah. Konteks GKI Gejayan dengan jemaat yang berasal dari berbagai suku di Indonesia (multietnik) menjadi salah satu alasan dasar dilakukannya ibadah etnik di GKI Gejayan. Kehadiran budaya dalam ibadah merupakan salah satu upaya gereja untuk merangkul semua umat yang berasal dari suku yang berbeda. Di sisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan ibadah etnik di GKI Gejayan terkait erat dengan suasana meriah dangegap gempita, di mana unsur budaya dengan berbagai kemeriahannya menjadi bagian dalam Ibadah. Dalam kondisi tersebut gereja perlu memberi diri untuk terus melihat dan menggali lebih dalam, sejauh mana unsur budaya tersebut dapat membantu perjumpaan umat dengan Allah dan sesamanya dalam Ibadah. Melalui hasil penelitian dijumpai bahwa seringkali yang menjadi fokus utama adalah “unsur budaya” ketimbang nilai dan makna yang ingin disampaikan. Maka dari itu, gereja perlu senantiasa belajar bersama mengenai ibadah dan liturgi. Upaya tersebut ditindaklanjuti dengan merencanakan dan mempersiapkan ibadah secara matang (beberapa bulan sebelumnya), sehingga ada cukup banyak waktu untuk memilih dan memilah unsur budaya mana yang sesuai dan dapat digunakan dalam ibadah.