@phdthesis{katalog1429, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, year = {2016}, author = {MICHAEL SURYAJAYA 01110012}, month = {November}, title = {PROSES DEIFIKASI YESUS DAN RELEVANSINYA DALAM MENGEMBANGKAN KRISTOLOGI KONTEKSTUAL DI INDONESIA}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/1429/}, keywords = {Kristologi, Injil, Injil Yohanes, Filsafat Yunani, Sejarah, Bapa-Bapa Gereja, Keilahian, Deifikasi, Kontekstual, Indonesia.}, abstract = {Sosok Yesus merupakan pokok iman dari orang percaya. Memperbincangkan sosok Yesus berarti melihat sosok Yesus di dalam pemahaman kristologi. Klaim keilahian menjadi dasar dari klaim-klaim kebenaran akan sebuah pandangan mengenai keberadaan diri Yesus. Untuk melihat konsep keilahian Yesus, kita dapat memulai dari melihat bagaimana Yesus yang menyebut diri-Nya dalam catatan injil Yohanes. Keilahian Yesus ditelusuri dari pemahaman filsafat Yunani dan perkembangannya di dalam sejarah kekristenan, terkhusus dalam kristologi Bapa-Bapa Gereja. Tema Deifikasi menjadi kacamata di dalam melihat kristologi Pra-Sejarah dan Klasik dalam memproyeksikan sosok Yesus. Deifikasi menjadi jawaban dari pergumulan iman kekristenan mula-mula di dalam menjawab konteks kebudayaan Yunani dan mempengaruhi proyeksi gambar Yesus di dalam perkembangan Kristologi. Injil Yohanes menjadi titik awal melihat Deifikasi Yesus. Deifikasi akan dilihat juga di dalam perkembangan kristologi Asia, khususnya melalui teolog-teolog Asia (M.M. Thomas, Aloysius Pieris, Choan Seng Song, Kosuke koyama, Stanley Samartha dan Jung Yong Lee) serta Indonesia (J.B. Banawiratma, Andreas Yewangoe, Emannuel Gerrit Singgih, dan Ioanes Rakhmat) dalam menggambarkan Yesus di dalam konteks masa kini.} }