eprintid: 1382 rev_number: 13 eprint_status: archive userid: 28 dir: disk0/00/00/13/82 datestamp: 2020-06-17 02:59:07 lastmod: 2020-06-17 02:59:07 status_changed: 2020-06-17 02:59:07 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: repository@staff.ukdw.ac.id creators_name: 50140012, TRI RATNO WAHONO creators_id: yagdomast@yahoo.com contributors_type: http://www.loc.gov/loc.terms/relators/THS contributors_type: http://www.loc.gov/loc.terms/relators/THS contributors_name: Tridarmanto, Yusak contributors_name: Banawiratma, J. B. G. corp_creators: Universitas Kristen Duta Wacana title: PENGHAYATAN PENDETA GKJ TERHADAP TRADISI TAHBISANNYA “MERUNUT DAN MENGHARGAI TRADISI TAHBISAN, SEBAGAI CARA MENGELOLA SPIRITUALITAS PELAYANAN PARA PENDETA GKJ” ispublished: pub subjects: B1 subjects: BV divisions: ilmu_teologi full_text_status: restricted keywords: Pendeta, GKJ, Tahbisan, Tradisi, Penghayatan, Spiritualitas, Komunitas, Penanggalan Jabatan. abstract: Pendeta dalam kehidupan jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) dianggap memiliki posisi penting untuk melakukan pelayanan gereja. Bersama dengan penatua dan diaken, posisi pendeta dalam Tata Gereja GKJ adalah sama sebagai majelis gereja. Tetapi pada kenyataannya secara tidak tertulis pendeta memiliki posisi yang seolah membawahi penatua dan diaken. Sebut saja dalam pengambilan keputusan, pendeta selalu memiliki porsi suara yang lebih dari para majelis yang lain. Dalam kacamata sosial masyarakat Jawa yang demikian, posisi pendeta menjadi tinggi bukan hanya karena ditempatkan oleh orang-orang dalam komunitasnya, tetapi juga karena kemampuan sebagai guru yang dianggap melebihi komunitasnya. Namun sekalipun secara tidak tertulis posisinya dianggap tinggi, pendeta tetap bisa jatuh dalam penanggalan jabatan. Persiapan dan penempatan seorang pendeta pada posisi yang lebih tinggi ternyata tidak cukup kuat untuk mempertahankan kependetaan seseorang. Bahkan yang lebih ironis, jemaat yang pada awalnya mengupayakan tahbisan harus melakukan penanggalan jabatan kepada yang ditahbiskannya. Dalam kerangka inilah tahbisan perlu semakin dipergumulkan, agar kemudian tidak terjadi lagi penanggalan pendeta. Oleh karena itu, menarik untuk melihat fenomena tahbisan dalam komunitas GKJ dengan menggunakan perspektif appreciative inquiry. Apa hasilnya ketika komunitas GKJ, secara khusus pendetanya merumuskan makna tahbisan, dengan memperhatikan kekuatan positif komunitasnya, sehingga penghayatan itu mampu mendukung dan menjaga arah spiritualitas pelayanan bersama, baik pendeta dan jemaatnya. date: 2017-02 date_type: published pages: 117 institution: Universitas Kristen Duta Wacana department: Magister Ilmu Teologi thesis_type: masters thesis_name: other citation: 50140012, TRI RATNO WAHONO (2017) PENGHAYATAN PENDETA GKJ TERHADAP TRADISI TAHBISANNYA “MERUNUT DAN MENGHARGAI TRADISI TAHBISAN, SEBAGAI CARA MENGELOLA SPIRITUALITAS PELAYANAN PARA PENDETA GKJ”. Masters thesis, Universitas Kristen Duta Wacana. document_url: https://katalog.ukdw.ac.id/1382/1/50140012_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf document_url: https://katalog.ukdw.ac.id/1382/2/50140012_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf