%L katalog1039 %I Universitas Kristen Duta Wacana %T KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS NEUROLOGIS DAN PENCITRAAN OTAK PADA PASIEN HIV DI RS BETHESDA %X Latar Belakang : Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem imun terutama sel limfosit T CD4. Penurunan sistem imun menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik dan neoplasma. Manifestasi klinis dari infeksi HIV dan infeksi oportunistik salah satunya adalah gangguan sistem saraf. Gangguan sistem saraf sebagai akibat dari kerusakan sel-sel saraf oleh infeksi HIV maupun infeksi oportunistik. Gangguan sistem saraf primer disebabkan oleh infeksi HIV pada sistem saraf, sedangkan gangguan sistem saraf sekunder disebabkan oleh infeksi oportunistik dan neoplasma akibat melemahnya sistem imun. Kerusakan sistem saraf memunculkan berbagai gejala-gejala klinis neurologis pada pasien HIV. Pencitraan otak dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk melihat kerusakan pada Central Nervous System terutama di otak akibat infeksi HIV maupun infeksi oportunistik dan neoplasma pada pasien HIV. Tujuan : Untuk mengetahui karakteristik gejala klinis neurologis dan pencitraan otak pada pasien HIV di RS Bethesda. Metode dan Subjek : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain pendekatan potong lintang (Cross Sectional). Sampel penelitian berjumlah 60 rekam medis dari pasien HIV dengan gangguan saraf di RS Bethesda. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat. Hasil : Dari 241 rekam medis diambil 60 rekam medis sebagai subjek penelitian. Berdasarkan analisis ditemukan gejala klinis neurologis yang paling banyak muncul adalah pusing pada 39 subjek (65.0%), nyeri kepala pada 32 subjek (53.3%), kelemahan motorik pada 32 subjek (53.3%), penurunan kesadaran pada 21 subjek (35.0%), kejang pada 14 subjek (23.3%), gangguan visual pada 7 subjek (11.7%), dan afasia pada 8 subjek (13.3%). Pada analisis pencitraan otak dari 60 subjek penelitian menunjukan hasil lesi pada 51 subjek (85.0%), edema perifokal pada 29 subjek (48.3%), kalsifikasi pada 20 subjek (33.3%), midline shifting pada 13 subjek (21.7%), mass effect pada 9 subjek (15.0%), dan atrofi pada 4 subjek (6.7%). Kesimpulan : Pasien HIV dengan gangguan saraf di RS Bethesda menunjukan gejala klinis neurologis yang paling banyak muncul adalah pusing, nyeri kepala, kelemahan anggota gerak, dan penurunan kesadaran. Gambaran hasil pencitraan otak yang paling banyak adalah adanya lesi, edema perifokal, dan kalsifikasi. %D 2019 %A Alferio Yugo Soegianto 41150082 %K HIV, manifestasi neurologis, gejala neurologis, pencitraan otak