%0 Thesis %9 Bachelor %A 61150100, Ira Pebriani Rambe %A Universitas Kristen Duta Wacana, %B Arsitektur %D 2019 %F katalog:1038 %I Universitas Kristen Duta Wacana %K disabilitas tunadaksa, pemberdayaan, desain universal %P 35 %T BALAI LATIHAN KERJA RAMAH TUNADAKSA DENGAN PENDEKATAN DESAIN UNIVERSAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA %U https://katalog.ukdw.ac.id/1038/ %X Seluruh masyarakat Indonesia memiliki kedudukan, hak, kewajiban, peran serta kesempatan yang sama untuk mewujudkan kesejahteraannya, tidak terkecuali penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas juga bagian dari masyarakat yang berarti memiliki peran dan kesempatan untuk mewujudkan kesejahteraan seperti mendapatkan kesempatan untuk bekerja dan mendapatkan kesetaraan sosial. Namun seringkali ditemui para penyandang disabilitas masih dipandang sebelah mata hingga penolakan dari masyarakat karena memiliki kecatatan fisik. Hal ini menyebabkan terjadinya masalah sosial seperti diskriminasi dan sedikitnya lapangan pekerjaan yang dibuka bagi para penyandang disabilitas. Padahal Undang- Undang Tentang Penyandang Disabilitas telah mewajibkan bagi instansi pemerintah hingga swasta untuk menyediakan kuota bagi kaum difabel atau disabilitas. Meskipun Yogyakarta sudah memiliki pusat pemberdayaan, namun masih banyak penyandang disabilitas yang belum mendapat pelatihan dan masih terdapat 26.177 difabel yang masuk daftar PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial). Penyandang tunadaksa memiliki bermacam-macam karakteristik (fisik dan sosial) yang dapat menjadi kekurangan maupun kelebihan. Masalah desain yang muncul adalah bagaimana sebuah bangunan dapat mewadahi karakteristik tersebut tanpa mengesampingkan estetika yang akan mempengaruhi jenis kegiatan, pemilihan lokasi, bentuk dan material bangunan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan desain yang mempertimbangkan karakteristik pengguna, yaitu Pendekatan Desain Universal. Desain Universal adalah pendekatan yang dalam penyediaan fasilitas dapat digunakan semua orang tanpa adanya batasan fisik, umur, dan jenis kelamin. Balai latihan kerja akan berperan sebagai wadah kegiatan pelatihan berbagai keahlian dan keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuan para peserta pelatihan. Selain itu, tersedia juga fasilitas pendukung lainnya seperti, asrama, ruang terbuka hijau, ruang pelatihan, ruang memasarkan produk-produk yang dihasilkan, dan mini cafe yang bertujuan untuk mengundang masyarakat luar untuk datang. Dengan terbangunnya hubungan interaksi dengan masyarakat akan melatih dan meningkatkan kepercayaan diri para penyandang difabel.